Kamis, 30 Mei 2013

Aku Lafaskan Cinta Dalam Tafsir Kesetiaan




Sebenarnya aku enggan berkata tentang ini dan sungguh aku ingin merahasiakan hatiku. tapi saat ini harus ada yang ku luruskan agar kelak tak ada lagi yang bertanya kepadaku dan agar tak ada lagi keraguan.


Sebagai wanita Muslimah aku punya semangat mempelajari Dien ini dengan sungguh-sungguh. Tapi tak jarang gejolak hati amat mengganggu, tak mampu aku merahasiakan walau lisan tak pernah berucap.

Cinta, apa itu cinta ? Bertahun-tahun aku berusaha mendefinisikannya namun belum aku temukan definisi yang tepat untuk rasa ini.

Tapi satu hal, dari awal pertama kali aku jatuh cinta kepada seorang lelaki sampai detik ini aku tidak pernah mengungkapakan dengan kata-kata, 

tahukah engkau kenapa ?

Karena bagiku cinta itu bukan di lisan maka tak harus aku ucapkan.
Bagiku cinta itu bukan di jemariku hingga tak perlu aku menyentuhmu.
Dan bagiku cinta itu bukan di mataku maka tak harus jua aku menatapmu.

Dengan cinta aku ingin memuliakanmu, dengan cinta aku ingin menjaga rasa maluku dan dengan cinta aku ingin menjaga kehormatanmu.

Maka cinta bukanlah permainan bagiku, di balik cinta ada tanggung jawab. Di balik cinta ada kesungguhan, dan di setiap rasa cintaku aku menjanjikan kesetiaan.

Beberapa kali hatiku terjatuh ke lembah cinta, dan setiap rasa cinta itu aku selalu membuktikan arti kesetiaan walau akhirnya aku yang dikhianati. Tapi hatiku takkan pernah mati karena selalu tersiram embun suci yang terpancar dari cahaya dzikir pada illahi.

Kesetiaan akan muncul seiring rasa cinta, dan takkan padam dihembus waktu dan takkan sirna dengan jarak yang menjurang. Tahukah engkau kenapa ?

Karena bagiku kesetiaan adalah cermin kesabaran.
Karena bagiku kesetiaan adalah cermin ketulusan.
Karena bagiku kesetiaan adalah keistimewaan.

Sungguh aku sangat berhati-hati untuk mencintai dan akupun sangat berhati-hati untuk berhenti mencintai. Tahukah engkau kenapa ?

Karena bagiku cinta adalah kesungguhan maka harus sungguh-sungguh dalam segala hal.

Karena bagiku cintaku untuk sekali, bila aku mencintai lelaki maka cukup sekali bila ia menolakku maka aku harus berhenti mencintainya dan takkan aku mencintainya lagi untuk kedua kali walau mungkin di lain waktu ia berbalik hati mencintaiku, tapi tidak bagiku untuk mencintainya. Cinta adalah kesempatan dariku yang tak akan datang dua kali. Aku takkan mencintai dua kali. Karena cukup bagiku satu kali mencintai sebagai harga mati.


Cinta adalah kesabaran dan keikhlasan yang menuntut kesetiaan.

Di setiap bait cintaku, aku janjikan kesabaran.

Di setiap bait cintaku, aku janjikan kesetiaan.

Di ujung dan di setiap sendi cintaku pasti terdapat keikhlasan.

Dan sekarang aku bimbang, haruskah aku tetap mencintai dia walau aku tahu tidak ada kejelasan ?

Ataukah aku harus berhenti mencintainya yg berarti aku takkan mencintainya lagi untuk yang kedua kalinya walaupun ia berbalik hati ?

Ya Allah tangguhkanlah aku dalam cinta, seperti tangguhnya Ali dalam kesabarannya menanti cinta.






google.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar