Entah kapan, aku sendiri juga belum tahu. Biarkan Allah yang merencanakan ini dengan indah. Antara harapan dan kenyataan, ada jarak dan waktu. Jarak itu bisa satu centimeter, bisa juga satu kilometer. Atau bahkan lebih. Waktu itu bisa satu hari atau bisa juga satu tahun. Atau bahkan lebih. Dan di dalam jarak dan waktu itulah, kita isi dengan kesabaran dan doa.
Sabar bukan berarti diam. Sabar bukan berarti pasif. Sabar bukan berarti hanya duduk menunggu. Tapi sabar adalah ekspresi usaha tanpa henti.
Wahai calon penyempurna agamaku..
Di tengah lelahnya hati ini, izinkan aku tetap menunggu dengan iman yang terus ku perbaiki. Meski kadang godaan rasa putus asa terus menghinggap di hati. Aku hanya perlu menyandarkan cinta dan harapan pada Allah. Karena, menyandarkan harapan pada manusia hanya akan menemui kekecewaan. Biarkan penantian yang aku sendiri belum tahu kapan berakhirnya ini menjadi ladang ibadah yang disediakan Allah untukku. Dan untuk orang-orang yang sedang menanti sepertiku...
Karena ku tahu Agamaku akan sempurna hanya jika aku bersamamu ( JE,S.Th.I)
#Bismillah.....Semoga Allah mempermudah segalanya...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar